Maafkan Aku Yang Menghempasmu.

Selamat Malam buat kamu yang mungkin sedang tidur, nonton tv, baca buku, ngerjain tugas, dengerin musik, makan, jalan dengan kekasih baru atau kekasih lamamu, dan selamat malam buat kamu yang mungkin sedang membaca tulisan ini.

Malam semakin larut dan semakin gelap gulita, tapi diriku masih saja mengeja bait namamu dari awal hingga akhir. Ku eja perlahan lalu seketika wajahmu mempertontonkan bayangnya dihadapanku, ketika ku pejamkan mataku bayangmu semakin terasa nyata seperti ada, padahal tiada.

Akhirnya beberapa menit kemudian aku larut dalam tidur yang ku seduh dengan segelas doa-doa ku kepada Tuhan. Tak henti-hentinya ku sematkan namamu disetiap syair dan bait doaku pada-Nya. Aku selalu berdoa jika kelak kamu milikku, ku mohon Tuhan memanggilku untukmu. Maka, milikilah aku seutuhnya. Jika tidak maka, kenanglah aku sebagai sosok baik bagimu yang mampu membuatmu sadar dan mengerti akan artinya kehadiran memiliki dimasa depan.

Tak lama kemudian terdengar suara adzan berkumandang yang sedang berseru saut menyaut, nyatanya pagi pun telah terbangun dari arah timurnya. Oh ya aku sadar ini sudah shubuh, ku langkahkan kaki untuk mengambil air wudhu, seperti biasanya. Bukan maksud untuk menduakan Tuhan karena aku selalu menyematkan namamu disetiap sujud terakhirku. Tapi karena aku ingin Tuhan selalu mendengarnya bahwa aku mencintaimu meskipun dengan banyak (tanda tanya).
Ini bukan kali pertama aku jatuh cinta, bukan kali pertama aku tertipu, bukan kali pertama pula aku menyesal, bukan kali pertama aku tersakiti, tapi ini kali pertama aku menggunakan logikaku dibandingkan perasaan. Ya, kali ini logikaku lebih bermain.

Mungkin benar salahku mengabaikanmu, salahku mengacuhkanmu, ya salahku. Tapi ketahuilah sebelum kamu membuatku kecewa, aku sudah lebih dulu pernah menaruh harapan besar padamu. Hingga kamu menghancurkannya dengan semua rahasia dan kebohonganmu.
Maafkan aku yang mungkin sekarang semakin dingin, bahkan es dikutub utara dan selatan pun kalah denganku. Maafkan aku yang sekarang semakin mengabaikanmu, bukan maksud seperti itu, aku hanya ingin kita menjaga jarak sedikit, agar aku tahu kamu bisa atau tidak tanpaku, namun lagi-lagi ternyata kamu terbiasa.

Maafkan aku yang pernah menghempasmu dan kini ternyata logikamu juga bermain, kamu menghempas balik diriku. Terimakasih untuk seseorang yang pernah hadir dalam hari-hariku, menemani diriku kemanapun aku berada. Hadir dalam setiap bait perbincangan doaku dengan Tuhanku dan Tuhanmu. Hadir dalam setiap denyut jantung yang ketika ku ucap namamu ia berdebar. Terimakasih sekali lagi. Maafkan aku yang pernah menghempasmu. Aku mencintaimu, selalu.


-         - Dari seorang wanita yang pernah memimpikan surga kecil bersamamu.

Jakarta, 6 maret 2016
Pukul : 22.22 wib.

Komentar

  1. Hey kamu wanita yang sekarang sedang membaca komentar ku ini, sudah lama aku tidak melihatmu bercerita. Apa kabarnya, kabarmu disudut kota sana?

    BalasHapus
  2. Halooo alhamdulillah kabar baik, maaf ini siapa ya? apakah "R" lagi yang sebelumnya pernah berkomentar di artikel saya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku MATI RASA.