Nyatanya? Tak kau gubris rasaku.

Hari ini tepat ku rajut asa didalam keheningan sayup-sayup suara menopang kerlingan air mataku.

Seolah tak ada siapa pun yang tau dan menemaniku disini. Tepatnya pukul 03:00 pagi aku tiba distasiun Jogja.
Ku jalan perlahan dan ku telusuri belasan gerbong kereta. Aku berjalan terus menunggu sampai ke pintu keluar. Setibanya dipintu keluar. Ku langkahkan kakiku kembali dan ku rebahkan sebentar badanku ditempat, yang memang disediakan untuk sejenak bersandar. Menunggu adalah hal yang tak mengenakkan dalam hidupku. Menunggu jemputanmu yang keliatannya tak mungkin ku dapatkan. Memang ini sungguh aneh, ketika aku harus menunggu dan kamu hanya bisa memerangi tidurmu dalam mimpi sepertiga pagi. Sementara aku? kamu tau aku sedang apa? aku sedang menunggumu bangun dari tidur dan langsung tiba distasiun untuk menjemputku. Tapi nyatanya? Tidak.

Saat kesabaranku mulai lemah, asa ku mulai hilang, serta penantianku mulai mencair dan sementara itu rinduku mulai ku bakukan atas dasar karena aku ingin kamu mengerti. Ku telusuri ruang-ruang disekeliling stasiun. Ku lihat-lihat hanya beberapa puluhan orang saja yang ada disekelilingku. Sekarang tepat pukul 04:00 pagi, dan aku masih saja berada distasiun, entah apa yang ku tunggu disini.

Aku sengaja datang kesini hanya untuk berjuang demi rasaku, demi keinginan hatiku. Demi kepeluh asahan tanda tanyaku selama ini. Tanda dimana aku harus mencari jawaban hingga mengejar sampai kotamu. Kota dimana pertama kali kita bertemu. Jogja, tepat disana kita berjumpa, saat itu pula beradu sepasang mata dan gerlingan senyum manis yang kau tuturkan lewat bibirmu. Dan aku pun menyambutmu dengan sama sepertimu.

Aku sengaja datang kesini tanpa memberitahumu, agar ketika aku tiba, aku ingin melihat reaksi wajahmu, reaksi senyum dari bibirmu, dan reaksi mata indahmu. Iya mata indah yang pernah mempertemukan kita pertama kali.

Tapi pernahkah kamu tau akan perasaanku selama ini? dan pernahkah aku tau akan perasaanmu selama ini? rasanya tidak. Karena kita tidak pernah membicarakan hal seserius itu. Bertemu pun seperti benang yang tak pernah bisa masuk sendiri ke dalam jarum jika tanpa tangan manusia. Sama halnya dengan kita yang tak bisa bersatu jikalau Tuhan tidak menjodohkannya :)

Tapi pernahkah kau tau pengorbananku selama ini? pengorbanan rasaku?
Nyatanya? Tak kau gubris rasaku.


Seeyou readers papai..Mmmuuuuaaaacccccchhh^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku MATI RASA.